
Anak kecil itu meminta-minta maaf,"Tolong tuan, tolong, saya minta maaf,. saya tidak tahu harus bagaimana lagi,." anak kecil itu memohon-mohon,"Saya melempar Batu Bata karena tidak ada orang yang mau berhenti.."
Dengan air mata mengalir yang mengalir deras, si anak kecil itu menunjuk ke sebuah tempat di sekitar lapangan parkir mobil. "Itu adalah kakak saya",kata anak kecil itu."Dia terpeleset di pinggiran trotoar dan terjatuh dari kursi roda-nya, dan saya tidak bisa mengangkatnya sendiri."
Si eksekutif muda diam terpaku, tanpa bisa berkata apa-apa. Sekarang, dengan terisak-isak, si anak kecil itu bertanya kepada si eksekutif muda. "Maukah tuan membantu untuk mengangkat kakakku kembali ke kursi rodanya?" pinta anak kecil itu.
Si eksekutif muda menelan ludah, terasa berat di tenggorokannya. Dia dengan segera mengangkat si Kakak yang cacat tadi ke kursi rodanya, kemudian dia mengambil saputangan dan membersihkan luka-luka goresan dari si Kakak tadi. Dalam hati si eksekutif muda yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Terimakasih tuan, semoga Tuhan membalas kebaikanmu." Kata si anak kecil.
Terlalu Schok untuk berkata, si eksekutif muda itu hanya bisa melihat si anak kecil itu mendorong kursi roda beserta kakaknya pergi. Si eksekutif muda kemudian berjalan dengan sangat lamban menuju mobil jaguarnya. Kerusakan pintu jaguarnya memang sangat terlihat, penyok, tapi dia sengaja untuk tidak memperbaikinya. Dia tetap mempertahankan penyok itu sebagai pengingat sebuah pesan;
Moral : Jangan melalui kehidupan ini terlalu cepat, sehingga seseorang harus melemparmu dengan batu bata untuk mendapatkan sebuah perhatian.
No comments:
Post a Comment