adsense

Monday, June 29, 2015

Jembatan Brooklyn, New York

Ini adalah sebuah kisah nyata dari seorang insinyur bernama John Roebling yang membangun Jembatan Brooklyn di New York, USA pada tahun 1870. Jembatan itu akhirnya selesai dibangun pada tahun 1883, setelah 13 tahun lamanya.
Pada tahun 1870, seorang insinyur bernama John Roebling mendapat inspirasi untuk membangun sebuah jembatan spektakuler yang menghubungkan New York dan Long Island. Namun, para ahli jembatan diseluruh dunia berfikir bahwa membangun jembatan seperti itu adalah hal yang mustahil untuk dilakukan dan berkata kepada John Roebling untuk melupakan idenya itu. Pembangunan itu tidak dapat dilakukan. Pembangunan itu sungguh sangat tidak praktis. Pembangunan seperti itu sama sekali belum pernah dilakukan sebelumnya. Roebling tidak dapat menyingkirkan ide tentang jembatan itu dari kepalanya. Dia memikirkan hal itu sepanjang waktu dan jauh di dalam hatinya, dia tahu bahwa jembatan itu dapat dibangun. Dia hanya perlu untuk membagi mimpinya dengan orang lain.

Setelah proses diskusi dan pembujukan yang sangat panjang, Roebling berhasil meyakinkan anaknya, Washington, dan beberapa orang insinyur bahwa jembatan itu benar benar bisa di bangun. Dalam pekerjaan mereka yang pertama, bersama-sama, ayah dan anak mengembangkan konsep mengenai bagaimana jembatan itu dapat di bangun dan bagaimana cara mengatasi segala permasalahan-permasalahan dalam pembuatannya. Dengan penuh semangat dan inspirasi, mereka menyewa pekerja dan mulai membangun jembatan Impiannya.

Proyek itu berjalan dengan baik, tetapi hal itu hanya berlangsung selama beberapa bulan saja. Sebuah kecelakaan tragis terjadi dalam proyek itu dan mengakibatkan John Roebling meninggal. Washington juga terluka dengan menderita beberapa kerusakan otak yang membuat dia tidak dapat berbicara atau berjalan.

"Yang kami katakan benar benar terjadi.","Orang Gila dan mimpinya yang Gila","Suatu hal bodoh untuk mengejar mimpi yang tidak jelas. Semua orang memberikan komentar negatif dan berfikir bahwa proyek seperti itu sebaiknya diakhiri saja, hal itu juga dikarenakan Roebling, adalah satu satunya orang yang tahu cara membangun jembatan itu.

Diluar penyakit yang dideritanya, Washington tidak pernah patah semangat dan masih memiliki keinginan yang kuat untuk membangun jembatan itu. Pemikirannya juga masih tetap tajam. Hingga pada suatu hari, ketika dia sedang bersandar di tempat tidur rumah sakit, bersama cahaya matahari yang mengalir melalui jendela, sebuah angin yang berhembus lembut melewati tirai putih jendelanya, dia memandang ke arah langit dan sebuah pohon tinggi di luar. Washington merasa bahwa itu adalah sebuah pesan untuknya agar tidak menyerah.

Tiba tiba Washington mendapatkan sebuah ide. Saat itu yang bisa ia lakukan hanyalah menggerakkan sebuah jari saja, jadi dia memanfaatkan jarinya sebaik mungkin. Dengan menggerakkannya, dia menemukan sebuah kode untuk berkomunikasi dengan istrinya. Dia menyentuh tangan istrinya dengan jari itu, mengisyaratkan bahwa ia ingin memanggil kembali para insinyur itu. kemudian dengan menggunakan metode yang sama, dia menginstruksikan apa yang harus dilakukan oleh para insyinyur itu, melalui istrinya sebagai penerjemah. Cara seperti itu terlihat sangat konyol, tetapi hal itu membuiat proyeknya dapat dilanjutkan kembali.

Selama 13 tahun lamanya, washington menggunakan jarinya sebagai instruksi yang diterjemahkan oleh istrinya. Hal itu terus dilakukannya sampai jembatan itu selesai dibangun. Saat ini, Jembatan Spektakuler Brooklyn berdiri megah sebagai persembahan untuk semangat seseorang yang pantang menyerah dan kebulatan tekad yang tidak tergoyahkan dalam keadaan apapun. Jembatan itu juga merupakan sebuah penghargaan bagi para insinyur dan tim pembuatnya, dan juga untuk mengenang seseorang yang dianggap gila bagi sebagian besar manusia. Jembatan itu juga merupakan sebuah simbol penghargaan bagi cinta dan keteguhan seorang istri yang selama 13 tahun lamanya menerjemahkan dengan sabar pesan pesan yang disampaikan oleh suaminya sebagai petunjuk bagi para insinyur pembangun jembatan itu.

Thursday, June 25, 2015

Friend Chicken

Guruku bertanya kepada kami tentang apakah binatang kesukaanku, dan aku menjawab, "Fried Chicken." Dia berkata kepadaku bahwa aku ini tidak lucu, tetapi aku rasa guruku tidak sepenuhnya benar, karena seluruh kelas tertawa mendengar jawabanku.

Orang tuaku selalu berkata kepadaku untuk selalu Jujur, dan inilah aku. Fried Chicken adalah binatang favoritku, Aku kemudian menceritakan apa yang terjadi di sekolah kepada ayahku. Kata ayah, mungkin Guruku adalah seorang anggota Kelompok Penyayang Binatang, mereka adalah suatu kelompok yang SANGAT menyayangi binatang. Aku juga menyayangi binatang, terutama, ayam, babi, dan sapi.

Besoknya, guruku menyuruhku ke ruang kepala sekolah. Aku bercerita kepada Bapak Kepala Sekolah tentang apa yang terjadi. Kepala Sekolah juga tertawa mendengar ceritaku. Kemudian dia berkata kepadaku agar tidak mengulangi japa yang aku lakukan kemarin.

Hari berikutnya, Guruku bertanya kepada kami apakah binatang HIDUP yang paling kami sukai? Aku berkata kepadanya bahwa binatang favoritku adalah Ayam. Guruku bertanya kepadaku, "Mengapa ?", sama seperti yang dia tanyakan kepada anak-anak yang lain. Jadi aku berkata kepadanya bahwa hanya Ayamlah yang dapat dibuat menjadi Fried Chicken. Kemudian Guruku membawaku kembali ke ruang Bapak Kepala Sekolah. Dia tertawa, dan kemudian memintaku untuk tidak melakukannya lagi. Aku binggung, Orang tuaku mengajariku untuk berkata jujur, tetapi Guruku tidak menyukai apa yang aku lakukan.

Sekarang, Guruku meminta kepada kami untuk menyebutkan orang terkenal yang sangat kami kagumi. Dan jawabnku adalah, "Colonel Sanders."
Tebaklah, dimana aku sekarang



Note :
Colonel Harland David Sanders (September 9, 1890 – December 16, 1980) adalah seorang bisismen dari America, dikenal sebagai Penemu makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) dan akhirnya menjadi seorang Ambassador di perusahaannya dan Symbol KFC.

Monday, June 22, 2015

Pertahankan Mimpimu Nak!

Aku mempunyai seorang teman bernama Monty Roberts yang memiliki peternakan kuda di San Ysidro. Dulu, dia memperbolehkanku untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat penggalangan dana untuk usahaku. Pada saat terakhirku berada disana, dia bercerita kepadaku;

"Aku ingin mengatakan kepadamu, mengapa aku membiarkan Jack menggunakan kudaku. Cerita ini berawal dari seorang pemuda yang merpakan anak dari seorang pelatih kuda yang selalu berpindah dari kandang ke kandang, dari laintasan ke lintasan, dari peternakan ke perternakan, untuk melatih kuda. Sebagai hasilnya, pendidikan sekolah anak itu menjadi terganggu, Ketika dia berada di SMP, dia ditugaskan untuk menulis sebuah karangan mengenai apa yang ia cita-citakan dan apa yang ingin dia lakukan ketika dewasa nanti."

"Malam harinya, anak itu menulis tujuh lembar halaman, menceritakan keinginanya untuk memiliki peternakan kuda sendiri. Dia menulis tentang mimpinya dengan detail yang sangat rapi dan bahkan dia menggambar sebuah diagram pekarangan seluas 100 hektare, menuliskan tentang lokasi semua bangunan bangunan miliknya, kandang kudanya, dan juga sebuah arena balap kuda miliknya, tidak lupa ia menuliskan tentang rumah idamannya seluas 100 meter persegi."

"Dia mencurahkan seluruh cita citanya dalam tulisan itu dan besoknya, dia menyerahkan tugas itu ke gurunya. Dua hari kemudian ia menerima kembali hasil tugasnya. Dihalaman depan tugasnya itu tertulis sebuah nilai F besar berwarna merah, dengan sebuah pesan; 'Temui aku setelah pelajaran selesai.'"

"Anak laki laki itu pergi menemui gurunya setelah pelajaran selesai dan bertanya,'Mengapa aku mendapat nilai F?'"
"Gurunya berkata, 'Itu adalah suatu mimpi yang tidak realistis dari anak muda sepertimu. Kamu tidak memiliki uang, kamu berasal dari keluarga miskin, kamu tidak memiliki modal apapun. Memiliki sebuah peternakan kuda membutuhkan uang yang sangat banyak. Kamu harus membeli tanah yang luas, Kamu harus membeli bibit kuda yang bagus dan harus membayar pajak tanah yang sangat besar. Kamu tidak mungkin bisa melakukannya.' Kemudain gurunya menambahkan,'Jika kamu mau menulis kembali tugasmu itu dengan cita cita yang lebih realistis, aku dapat mempertimbangkan lagi nilaimu.'"



"Anak laki laki itu pulang kerumah dan berfikir sangat keras dan lama tentang permintaan gurunya itu. Kemudian dia meminta pendapat kepada ayahnya mengenai apa yang harus ia lakukan. Ayahya berkata,'Dengar Nak, dalam hal ini, kamu harus memutuskan sendiri apa yang kamu inginkan. Karena ini merupakan sebuah keputusan yang penting bagimu, untuk dirimu sendiri, untuk masa depanmu.' Akhirnya, setelah satu minggu, anak itu menemui gurunya dengan membawa kertas yang sama, tanpa membuat perubahan apapun.
Anak itu berkata,'Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan aku akan mempertahankan mimpiku.'"

Monty kemudian terdiam, memandang kearahku dan berkata, "Aku menceritakan kisah ini kepadamu karena kamu sekarang berada di rumah berukuran 100m dan berada di tengah sebuah peternakan seluas 100 Hektare milikku. Aku juga masih memiliki lembaran tugas sekolah dengan nilai F yang terpasang di sebuah pigura didekat perapian."

Kemudian Monty Menambahkan, "Bagian terbaik dari kisah ini adalah, sekiat dua musim panas yang lalu, seorang guru yang sama membawa 30 orang anak kecil berkemah di peternakanku selama satu minggu. Ketika guru itu pergi, dia berkata, 'Lihatlah Monty, aku akan mengatakan ini kepadamu. Ketika aku menjadi gurumu, aku merupakan seorang perampas mimpi. Dalam masa-masa itu aku merampas mimpi dari banyak sekali anak-anak. Untungnya, kamu memiliki tekad yang kuat untuk memperjuangkan mimpimu.'"

"Janganbiarkan oranglain mencuri mimpimu. Ikuti kata hatimu, tidak peduli apapun yang terjadi."
 Kata Monty kepadaku.

Sunday, June 21, 2015

Laki laki dan Perempuan (Just For FUn)

JULUKAN
Jika Laura, Kate dan Sarah pergi makan siang, mereka akan saling memanggil dengan sebutan Laura, Kate dan Sarah.
Jika Mike, Dave, dan John pergi keluar, mereka akan dengan santainya memanggil satu sama lain dengan sebutan, Gendut, Godzila, dan Empat Mata.


Makan Diluar
Ketika tagihan datang, Mike, Dave dan John, masing masing akan mengeluarkan 20$, walaupun biayanya hanya 32.5$, tidak ada yang saling iri dan tidak ada yang akan benar benar  meminta  uang kembalianya.
Ketika perempaun melihat tagihan datang, mereka akan segera mengeluarkan kalkulator.

UANG
Laki laki akan membayar 2$ untuk barang seharga 1$, ketika dia sangat membutuhkan barang itu.
Perempaun akan membayar 1$ untuk barang seharga 2$, dalam suatu program diskon, walaupun ia tidak membutuhkannya.

KAMAR MANDI
Laki laki memiliki lima buah barang di kamar madinya; sikat gigi, odol, silet, sabun mandi, dan handuk. 
Rata-rata jumlah barang milik perempuan standart, di kamarmandinya mencapai 337, dan laki laki tidak akan bisa mengidentifikasi nama nama barang itu lebih dari 20 buah.



PERTENGKARAN
Perempuan mengucapkan kalimat penutup dalam sebuah pertengkaran.
Segala sesuatu yang laki laki katakan setelah itu merupakan awal dari pertengkaran lainnya.

MASA DEPAN
Perempuan selalu khawatir akan masa depan, sampai dia menemukan seorang suami.
Laki laki tidak pernah khawatir mengenai masa depan, sampai dia menikah.

SUKSES
Seorang laki laki yang sukses adalah seseorang yang menghasilkan uang lebih banyak daripada pengeluaran istrinya.
Seorang perempuan yang sukses adalah seseorang perempuan yang mendapatkan laki-laki seperti itu. 

PERNIKAHAN
Perempuan menikahi laki laki dengan harapan laki laki itu akan berubah, namun kenyataanya tidak.
Laki-laki menikahi perempuan dengan harapan bahwa perempuan itu tidak akan berubah, namun kenyataanya dia berubah.

BERDANDAN
Perempuan akan berdandan ketika akan berbelanja, menyiram tanaman, membuang sampah, menjawab telephone, membaca buku, dan mendapat email.
Laki-laki akan berdandan untuk acara Pernikahan dan Pemakaman.

ALAMI
Ketika Seorang Laki Laki bangun tidur, dia akan terlihat sama tampannya dengan ketika sebelum tidur.
Perempuan, kadang terlihat sedikit berubah ketika bangun tidur.

KETURUNAN
Perempuan selalu paham mengenai anak-anaknya. Dia mengetahui kapan waktunya ke dokter gigi, Dia tahu tentang cinta, sahabat, makanan kesukaan, ketakutan dan Mimpi dari anak-anaknya.
Laki laki, biasanya tidak tahu bahwa hal-hal seperti itu, (dokter gigi, cinta, sahabat, dll) pernah ada di rumahnya.

Saturday, June 20, 2015

Segelas Susu, Terbayar Lunas

Pada suatu hari, seorang anak laki laki sedang menjual barang dagangannya dari pintu ke pintu untuk membayar biaya sekolahnya. Saat itu dia hanya memiliki sedikit uang, dan dia sangat kelaparan. Anak itu sadar bahwa jumlah uangnya tidak akan cukup untuk membeli makanan, jadi ia memutuskan untuk mencoba meminta sedikit makanan kepada rumah terdekat. Namun, anak itu malu, ketika melihat seorang gadis kecil cantik membuka pintu. Terpengaruh perasaan malu, anak itu malah meminta air putih, bukannya makanan. Anak laki-laki itu terlihat sangat kelaparan di mata gadis kecil itu, jadi bukannya segelas air, Gadis kecil itu membawakannya segelas-besar Susu.
Anak itu meminum susunya dengan perlahan, kemudian bertanya, "Seberapa banyak aku berhutang padamu?"
"Kamu tidak berhutang apa-apa kepadaku." jawab gadis itu. "Ibuku mengajarkanku untuk tidak pernah mengharapkan bayaran untuk sebuah perbuatan baik."
"Kalau begitu, aku ucapkan terimakasih dari hatiku yang paling dalam." Kata anak itu.
Anak itu kemudian meninggalkan rumah itu. Tubuhnya terasa lebih bertenaga, bukan hanya itu, kepercayaannya akan keberadaan Tuhan dan kebaikan hati Manusia juga menjadi lebih kuat. Padahal sebelumnya, anak itu sudah hampir tidak percaya kepada Tuhan dan manusia.


***
Beberapa tahun kemudian, gadis kecil itu, yang kini sudah tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa, terserang suatu penyakit langka. Saat ini dia berada dalam kondisi Kritis. Doktor lokal kebingungan menghadapi penyakitnya. Akhirnya perempuan itu dirujuk kesebuah rumahsakit besar di kota, dimana seorang dokter spesialist dipanggil untuk mempelajari penyakitnya.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi mengenai penyakit itu. Ketika dia mendengar kota asal perempuan itu, matanya tampak berbinar aneh. Dengan segera dia berdiri dan berlari menuruni tangga menuju ruangan perempuan itu.

Dengan berpakaian layaknya seorang doktor, dia menemui perempuan itu. Dr. Howard Kelly tampak mengenalinya. Dia kembali ke ruang konsultasi dan bertekad akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawanya. Mulai dari hari itu, dia memberikan perhatian khusus kepada kasus yang ditanganinya itu.

Setelah perjuangan yang cukup lama, pertarungan itu dimenangkannya. Pengobatan perempuan itu berhasil dengan baik. Dr. Kelly meminta kepada petugas kantor rumah sakit untuk menyerahkan tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk disetujui. Dia melihat ke nota tagihan itu, kemudian menuliskan sesuatu di bagian pojoknya. Nota itu kemudian diantar oleh petugas rumah sakit ke ruangan perempuan itu.

Perempuan itu terlihat sedikit takut untuk membukanya.Dia yakin, akan butuh seumur hidup untuk melunasi tagihan itu. Akhirnya, dia memberanikan diri untuk membuka, dan sesuatu menarik perhatiannya di sisi pojok tagihan itu. Dia mulai membacanya, seakan tidak percaya;

“Telah dibayar Lunas dengan segelas Susu.
Tertanda, Dr. Howard Kelly.”

Friday, June 19, 2015

Si Pengacara Part III

Seorang Bos Besar suatu mafia menemukan bahwa seorang juru keuangannya telah menggelapkan uang 10 Juta Dollar. Juru keuangannya adalah orang yang tuli. Itulah alasan dari bos mafia itu untuk mempekerjakannya, dengan suatu perhitungan; juru keuangan itu tidak akan mendengar percakapan apapun antara bos mafia itu dan klien-nya, sehingga jika suatu saat mereka tertangkap, kesaksian juru keuangan itu tidak akan diperhitungkan di pengadilan.

Ketika bos mafia itu menanyakan kepada juru keuangannya tentang hilangnya uang 10 juta Dollar itu, dia membawa pengacaranya yang mengerti cara menggunakan bahasa isyarat. Bos mafia itu memerintah pengacaranya untuk bertanya, "Dimana uang 10 Juta Dollar yang kamu curi dariku?!"

Pengacara itu kemudian bertanya kepada juru keuangan itu dengan menggunakan bahasa isyarat.
Juru Keuangan itu membalas isyaratnya yang berbunyi, "Aku tidak tahu apa yang engkau bicarakan."

Pengacara itu kemudian berkata kepada Bos Mafia, "Dia bilang, dia tidak mengetahui apa yang anda bicarakan."
Bos mafia itu kemudian mengeluarkan sebuah pistol, menempelkannya di pelipis juru keuangan itu, dan berkata, "Tanyakan Lagi Kepadanya!"


Pengacara itu bertanya lagi menggunakan bahasa isyarat, "Dia akan membunuhmu jika kamu tidak mau mengatakannya!"
Juru keuangan itu menghela nafas tanda pasrah, dan membalas bahasa isyarat itu, "OK! Kamu menang! uang itu disimpan didalam koper coklat, dikubur lumbung padi dirumah keponakanku bernama Enzo, dia tinggal di Queens!"

Bos mafia itu bertanya kepada pengacaranya, "Sekarang, apa yang dia katakan?"
Pengacara itu menjawab, "Dia berkata bahwa anda tidak akan berani menaruk pelatuknya pistolnya."

Surat dari Surga

Sally terlonjak ketika melihat dokter bedah keluar dari ruang operasi. "Bagaimana keadaan anak laki lakiku? apakah dia akan baik baik saja? Kapan aku bisa bertemu dengannya?" Tanya Sally penuh rasa khawatir.
"Maafkan aku, kami telah melakukan yang terbaik, tetapi kami tidak berhasil menyelamatkannya." Kata dokter itu dengan raut muka penuh penyesalan.
"Mengapa anak sekecil itu menderita penyakit kanker? Apakah tuhan tidak lagi pedulu kepadanya? Dimana Tuhan pada saat itu, ketika anakku membutuhkanmu?"

"Apakah anda ingin bersama dengan anakmu sebentar? Salah satu suster akan berada disini sebelum anakmu dipindahkan ke Universitas." Kata dokter itu.
Sally meminta kepada suster untuk sebentar saja menemaninya diruang operasi, sekedar untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak laki-lakinya. Diamembelai rambut keriting anaknya yang berwarna kemerahan.
"Apakah anda ingin menyimpan beberapa helai rambut anak anda?" Tanya suster itu.

Sally mengangguk setuju. Suster itu kemudian memotongkan beberapa helai rambut anak itu, kemudian menyerahkannya kepada Sally. "Itu adalah ide Jimmy sendiri, untuk mendonorkan tubuhnya kepada sebuah Universitas. Katanya, mungkin hal itu dapat berguna untuk orang lain." Ratap Sally, "Pada awalnya aku menolak, tetapi jimmy berkata 'Ibu, aku tidak akan menggunakan tubuh ini setelah kematianku. Mungkin saja apa yang aku lakukan ini dapat menolong seorang anak kecil yang lainnya agar bisa menghabiskan waktu dengan ibunya sedikit lebih lama." Lanjut ibunya, "Jimmy adalah anak berhati emas. Dia selalu memikirkan tentang kepentingan orang lain diatas kepentingannya. DIa akan selalu menolong orang yang membutuhkan, selama dia mampu."

Sally berjalan keluar dari rumah sakit itu untuk yang terakhir kalinya, setelah selama enam bulan Jimmy dirawat disana. Dia meletakkan tas berisi barang bawaan Jimmy di mobilnya. Perjalannanya pulang ke rumah terasa sungguh berat. Hal yang lebih berat lagi adalah ketika dia harus berjalan memasuki rumahnya yang tampak kosong, hal ini mengingatkan dirinya akan Suasana rumahnya yang ceria bersama Jimmy. Dia membawa barang barang jimmy beserta beberapa helai rambutnya yang sudah diletakkan di plastik dan kemudian menatanya di kamar Jimmy. Dia mulai meletakkan mobil mainan dan barang barang pribadi milik Jimmy ketempatnya semula, persis dimana jimmy meletakkan benda benda itu sebelumnya. Kemudian Sally Masuk ke kamarnya, bersandar di kasurnya sambil mendekap sebuah bantal guling, dan menangis sampai dia tertidur.



Pada saat tengah malam, Sally terbangun. Disamping tempat tidurnya, dia melihat sebuah lipatan Surat. Surat itu bertuliskan;

Ibuku Sayang,
Aku tahu ibu akan merindukanku; tetapi jangan pernah berfikir bahwa aku akan melupakanmu, atau berhenti mencintaimu, hanya saja, mulai saat ini aku tidak akan berada disampingmu untuk berkata "Aku Cinta Ibu", aku selalu mencintaimu ibu, bahkan lebih, untuk setiap harinya.

Suatu saat kita akan bertemu lagi, hingga saat itu tiba, jika ibu berencana untuk mengadopsi seorang anak agar ibu tidak merasa kesepian, aku tidak keberatan. Dia boleh menggunakan kamarku dan mainan lamaku untuk bermain. Tetapi, jika ibu memutuskan untuk mengadopsi anak perempuan, barangkali dia tidak akan menyukai hal=hal yang sama dengan kami, para anak laki-laki. Ibu harus membelikannya boneka dan sejenisnya.

Jangan bersedih memikirkanku. Sekarang aku berada di tempat yang nyaman. Kakek dan Nenek menemuiku di sini dan mengajakku berjalan-jalan, tetapi akan membutuhkan lebih banyak waktu agar aku bisa melihat semuanya disini. Para malaikat juga sungguh keren, aku sangat suka melihat cara mereka terbang. Dan tahukah ibu, bahwa Tuhan itu terlihat lebih Keren seperti yang aku bayangkan, atau seperti yang orang lain bicarakan. 

Tuhan sungguh sangat baik hati, ketika aku berkata kepadanya bahwa aku ingin mengirim sebuah surat untukmu sebagai sebuah salam perpisahan. Tetapi aku tahu bahwa melakukan hal seperti itu tidak diperbolehkan disini. Tetapi taukah ibu? Tuhan memberiku sebuah kertas dan meminjamkan pulpen pribadinya untukku menulis surat. Mungkin surat ini nantinya akan dikirim oleh salah satu malaikatnya untukmu. Tuhan juga berkata kepadaku untuk memberi jawaban atas pertanyaan ibu, "Dimana Tuhan ketika aku membutuhkannya?" Tuhan berkata bahwa ia berada di tempat yang sama denganku, menungguku.

Omong-omong, tidak ada orang yang dapat melihat apa yang aku tuliskan kepadamu, kecuali ibu. Bagi orang lain, ini hanyalah sebuah kertas kosong biasa, bukankah itu hal yang keren? Sekarang aku harus mengembalikan pulpen yang aku pinjam ini karena Dia membutuhkanya.
Oh, aku hampir lupa untuk memberitahu Ibu. Sekarang aku sudah tidak merasa sakit lagi. Kankernya telah hilang. Aku sangat lega, karena aku sudah tidak kuat lagi merasakan rasa sakit yang sangat hebat itu, dan Tuhan juga tidak ingin melihat aku kesakitan lebih lama lagi. Itulah mengapa Tuhan memerintah salah satu malaikatnya untuk membawaku. Ketika menggambilku, malaikat itu berkata bahwa aku adalah sebuah kiriman yang special baginya. Keren kan?

Dengan penuh rasa Cinta, Jimmy

Wednesday, June 17, 2015

Penumpang Taxi Terakhir (Kisah Nyata)

Duapuluh tahun yang lalu, aku bekerja sebagai seorang Sopir Taxi. Pada suatu hari, di tengah malam, aku berhenti di dekat sebuah bangunan yang tampak gelap, hanya dengan pencahayaan sebuah yang redup.

Dalam keadaan gelap dan sepi seperti itu, banyak sekali supir taksi yang hanya berhenti sekali, hanya menunggu sebentar, kemudian pergi. Tetapi bagiku, aku telah melihat banyak orang yang bergantung kepada jasa Taxi sebagai alat transportasi. Kecuali situasinya terlihat berbahaya, aku selalu siap sedia di pintu Taxi-ku. Mungkin saja disana ada seorang penumpang  yang membutuhkan bantuanku, kataku meyakinkan diri sendiri. Aku berjalan menuju pintu bangunan itu, lalu mengetuknya. "Tunggu Sebentar,." terdengar sebuah jawaban yang lirih, suara seorang perempuan tua.

Aku dapat mendengar suara benda yang ditarik di lantai. Setelah beberapa lama, pintunya terbuka. Seorang perempuan tua, bertubuh kecil, berusia sekitar 80 tahun berdiri didepanku. Menggenakan setelan pakaian era tahun 1940'an, mantel panjang dengan topi bulat, beserta kerudung sebagai penghias topi itu. Disampingnya terlihat sebuah koper kecil.

Tempat tinggal perempuan tua itu seperti sebuah bangunan yang tak berpenghuni. Barang barang disana tertutup oleh kertas yang berserakan. Tidak ada jam dinding yang menempel di tembok. Tidak juga terlihat hiasan hiasan di lemarinya kacanya. Di sudut rumahnya terdapat sebuah kardus yang penuh dengan photo dan gelas kaca. 




"Maukah kau memasukkan tas-ku ke mobil?" kata permpuan tua itu. Aku mengangkat tas perempuan itu dan memasukkanya kedalam Taxi-ku, kemudian kembali dan membantu perempuan itu menuju Taxi-ku. Dia memegang tanganku dan kami berjalan dengan pelan menuju ke arah Taxi. Dia selalu saja berterima kasih atas kebaikanku saat itu.

"Itu tak seberapa nek," kataku padanya, "Aku hanya mencoba untuk memperlakukan penumpangku sebagaimana aku ingin orang lain memperlakukan orang tuaku.
"Oh,. engkau sungguh seorang anak yang baik." Kata perempuan tua itu. Ketika kami sampai di Taxi, perempuan tua itu memberiku sebuah Alamat, kemudian dia bertanya, "Dapatkah engkau lewat jalur Kota?"
"Tetapi itu bukan jalan tercepat menuju alamat anda,." Jawabku dengan cepat.
"Oh,. aku tidak keberatan," Jawabnya. "Aku tidak terburu buru, dan aku akan sangat menikmati perjalanan itu."

Aku melihat melalui kaca spion-ku. Mata perempuan tua itu tampak berkilau. "Aku sudah tidak mempunyai keluarga lagi," lanjut perempuan tua itu, "Dokter berkata bahwa usiaku sudah tidak akan lama lagi."
Dengan diam-diam aku mematikan meteran Taxi-ku, "Rute mana yang ingin kau lalui nek?" AKu bertanya kepada Perempuan tua itu.

Selama dua jam kedepan, kami berjalan melewati tengah kota. Perempuan tua itu menunjukkan sebuah bangunan dimana dia dulunya bekerja sebagai operator lift. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kesebuah perumahan dimana dia dan suaminya dulu pernah tinggal sebagai pengantin baru. Lalu mobil kami terus melaju, sampai ke sebuah gudang tua tempatnya berlatih menari ballet ketika dia masih gadis.

Kadang, perempuan tua itu memintaku untuk memperlambat laju Taxi di depan beberapa tempat. Pada saat itu, dia akan duduk dan memandangi tempat itu dari jendela Taxi-ku, memandang dengan tatapan yang tampak kosong, diam tanpa berkata apa-apa.

Tidak terasa mentari mulai tampak di ujung batas langit, perempuan tua itu tiba-tiba berkata, "Aku lelah, Ayo kita pergi." Kami berkendra dalam hening menuju alamat yang telah diberikannya kepadaku tadi.

Tempat pemberhentian kami merupakan sebuah bangunan kecil, mirip sebuah rumah rehabilitasi, dengan sebuah jalan khusus mobil yang sampai ke bagian pintu depan. Dua perempuan tua yang kira-kira memiliki usia yang sama dengannya telah menunggu di depan pintu. Mereka berdua terlihat khawatir, dan memperhatikan semua gerakan perempuan tua yang bersamaku itu. Tampaknya mereka telah menunggu kehadiran kami. Aku membuka bagasi Taxi-ku, kemudian mengeluarkan koper milik perempuan tua itu. Ketika aku ingin menjemputnya ke pintu Taxi, perempuan tua itu telah duduk di kursi rodanya.

"Berapa yang harus kubayar untuk ongkos Taxi ini?" Tanya perempuan tua itu sambil mengambil dompetnya.
"Gratis." jawabku.
"Engkau harus menghidupi keluargamu, kan?" Kata perempuan tua itu lagi.
"Diluar sana masih banyak penumpang untukku." Jawabku. Lalu tanpa kusadari, tubuhku sedikit membungkuk dengan sendirinya, dan memeluk perempuan tua itu. Dia membalas pelukanku dengan erat.
"Hari ini, engkau telah memberikan sebuah kegembiraan kepada perempuan tua ini." katanya, "Terima kasih."
Aku menggengam tangganya sejenak, kemudian berjalan menuju Taxi-ku.

Aku tidak lagi menggangkut penumpang hari itu. Aku mengemudi tak tentu arah, melamun. Bagaimana jika perempuan tua itu mendapatkan seorang pengemudi Taxi yang pemarah, atau seseorang yang tidak sabar untuk segera pulang? Apa yang terjadi jika aku menolak mengantarkannya, atau aku langsung pergi begitu saja? Dalam lamunku itu, aku tidak berfikir bahwa aku telah melakukan sesuatu yang sangat penting dalam hidupku.
Dalam kehidupan, kita selalu mengharapkan seuatu masa yang indah. Namun terkadang tanpa kita sadari, masa-masa indah itu seringkali terbalut dalam hal-hal kecil disekeliling kita.

Sebuah Kisah Nyata oleh Kent Nerburn

Monday, June 15, 2015

SI Pemotong Kayu

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang tukang potong kayu yang sangat kuat. Dia sedang mencari pekerjaan kepada seorang pedagang kayu yang kaya raya, dan tentu saja, pedagang itu menerimnya bekerja. Bayaran yang diberikan sungguh bagus, dengan lingkungan kerja yang menyenangkan. Untuk alasan itulah, si tukang potong kayu bertekad untuk bekerja sebaik-baiknya.

Bosnya memberinya sebuah Kapak dan menunjukkanya pohon-pohon yang harus dia tebang. Pada hari pertama,si Tukang Potong Kayu memotong 18 pohon.
"Selamat!!," kata bos nya, "Bagus sekali, lakukan seperti itu!"

Merasa termotivasi oleh perkataan bos nya, si tukang potong kayu berusaha lebih keras di hari berikutnya. Namun, dia hanya bisa membawa 15 pohon. Hari ketiga, Si tukang potong Kayu mencoba lebih keras lagi, namun, lagi-lagi, dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari hasil potongan pohonnya semakin sedikit, padahal dia yakin telah berusaha dengan sangat keras.



"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku." pikir si pemotong kayu itu. Dia kemudian pergi menemui Bos nya dan meminta maaf, dia menceritakan permasalahannya dan tidak mengetahui mengapa hal seperti itu bisa terjadi.

"Kapankah terakhir kali kamu mengasah Kapakmu?" tanya si Bos.
"Mengasah? Aku tidak punya waktu untuk mengasah Kapakku. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk memotong Pohon pohon itu,." jawab si Tukang Potong Kayu.

Pesan Moral :
Kehidupan kita juga seperti itu. Kadang kita menjadi terlalu sibuk sehingga kita lupa untuk mengasah
"Kapak" kita. Saat saat ini, orang orang terlihat lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi juga tidak sebahagia seperti waktu sebelumnya.

Mengapa seperti itu? Mungkinkah karena kita lupa bagaimana cara untuk tetap "tajam"? Tidak ada yang salah dengan sebuah aktivitas dan kerja keras. Tetapi kita sebaiknya tidak menjadi terlalu sibuk sehingga kita melupakan hal hal yang penting dalam kehidupan, seperti kehidupan pribadi kita, menggunakan waktu untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta, memberikan lebih banyak waktu untuk keluarga, menggunakan waktu untuk belajar, dll.

Kami semua butuh waktu untuk bersantai, untuk berfikir berfikir dan menenangkan diri, untuk belajar dan berkembang. Jika kita tidak menyempatkan waktu untuk mengasah "Kapak", kita akan menjadi tumpul dan kekurangan efektifitas kita.

Sunday, June 14, 2015

Sisi Yang Lain

Dulu sekali, ketika aku sedang duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah bertengkar dengan sangat sengit dengan teman sekelasku. Aku sudah lupa apakah permasalahannya saat itu, tetapi aku tidak akan pernah bisa melupakan pelajaran yang telah aku dapatkan pada hari itu.

Saat itu, aku sangat yakin bahwa Aku benar dan dia salah, demikian juga temanku, dia sangat yakin bahwa dia yang benar dan aku yang salah. Mengetahi pertengkaran kami, Ibu guru datang dan memutuskan untuk memberikan kami suatu pelajaran penting.

Ibu Guru menyuruh kami untuk maju kedepan kelas dan menyuruhku duduk di sebelah kanan mejanya, sedangkan menyuruh temanku duduk disebelah kiri mejanya. Dari tempat ku duduk, aku dapat melihat dengan jelas wajah temanku yang pada saat itu terlihat sangat menjengkelkan bagiku.

Kemudian Ibu guru mengeluarkan sebuah bola dari loker mejanya, mengangkatnya tinggi tepat di antara kami berdua. Aku dapat melihat dengan jelas bahwa bola itu berwarna Hitam. Ibu guru bertanya kepada temanku mengenai warna bola itu. "Putih". Jawab temanku.

Aku tidak percaya bahwa temanku berkata bahwa bola itu berwarna putih. Bola itu jelas berwarna Hitam! Pertengkaran baru mulai terjadi antara aku dan temanku, kali ini adalah mengenai warna benda bulat itu.





Ibu guru berkata kepadaku untuk berdiri dan berpindah ke tempat temanku duduk, dan berkata hal yang sama kepada temanku. Kami bertukar tempat, dan sekarang, Ibu guru bertanya kepadaku apakah warna bola itu. Terkejut, dan dengan berat hati akupun menjawab, "Putih." 

Ternyata itu adalah sebuah bola dengan dua warna yang berbeda pada kedua sisinya, dan dari sisi temanku bola itu berwarna Putih. Hanya dari sisiku bola itu berwarna Hitam.

Pedan Moral : Kadang kala, kita perlu melihat suatu permasalahan sari sudutpandang orang lain untuk bisa benar benar memahami cara pandang mereka.
 

Nasib Koruptor

Pada suatu hari, seorang pria sedang berjalan menyusuri pantai dan tanpa sengaja pandangan matanya terarah kepada sebuah lampu tua yang berbentuk aneh. Tiba tiba dia teringat tentang kisah aladin dan lampu ajaib, dan kemudian, dengan iseng, pria itu menggosok-gosok lampu itu. Diluar perkiraan, ternya itu adalah lampu ajaib. Seorang Jin keluar dari dalam lampu itu kemudian memberi sebuah salam penghormatan dan berkata, "Terimakasih telah membebaskanku dari lampu itu, sebagai balasannya, aku akan mengabulkan tiga buah permintaanmu." Pria itu tampak sangat senang.

"Tetapi keajaiban-ku memiliki sebuah syarat." Lanjut jin itu.
"Apa syaratnya?" tanya pria itu, sambil memandang dengan curiga ke arah jin itu.
"Untuk setiap permintaan yang engkau ucapkan, semua koruptor di dunia akan mendapatkan Dua Kali Lipat dari apa yang engkau minta." Jawab Jin itu.
"Baiklah! Itu tidak masalah buatku." jawab pria itu.




"Apa permintaan pertamamu?" tanya Jin itu.
"Aku selalu ingin mempunyai mobil Ferrari!" jawab pria itu, yang kemudian terdengan suara 'Poof', sebuah Ferrari muncul dihadapannya.
"Sekarang, semua Koruptor diseluruh dunia juga mendapat Dua buah Ferrari seperti ini." Kata Jin itu, "Apakah permintaanmu selanjutnya?"

"Aku pikir uang satu juta dollar akan cukup bagiku,." jawab pria itu, yang disusul dengan bunyi 'Poof', beserta uang satu juta dollar tertata rapi dihadapan pria itu.
"Sekarang, setiap koruptor di dunia juga mendapatkan Dua Juta Dollar, mereka sekarang menjadi jauh lebih kaya." Kata jin itu mengingatkan. "Dan sekarang, Apakah permintaan terakhirmu?"

Pria itu terlihat berfikir keras dan cukup lama, dan kemudian berkata, "Sudah lama aku menginginkan hal ini, semoga engkau dapat mengabulkannya. Aku Ingin Mendonorkan salah satu Ginjalku."


Note : Bukankah manusia hanya memiliki dua buah ginjal? Lol.

Saturday, June 13, 2015

Si Pengacara Part II

Seorang pengacara kidal, yang sangat sukses sedang memparkirkan mobil Lexus barunya di depan kantor yang akan dipamerkan kepada teman temannya nanti. Ketika dia akan keluar dari mobilnya, sebuah truck lewat sangat dekat dengan dirinya dan menyerempet pintu mobilnya yang sebelah kanan hingga terlepas dari engselnya. Pengacara itu dengan segera mengambil HP-nya dengan tangan kirinya dan kemudian memanggil 911. Dalam waktu singkat, polisi muncul untuk memeriksa kejadian itu.

Sebelum petugas polisi sempat bertanya tentang kronologi kejadian itu, si pengacara mulai berteriak histeris. Mobil Lexusnya yang baru saja dia beli kemarin rusak berat di bagian pintunya, dan mobil itu tidak akan pernah kembali seperti seperti sedia kala, tidak peduli seberapa hebat bengkel yang memperbaikinya. Ketika akhirnya pengacara itu tampak mulai tenang dari rasa histerisnya, petugas polisi menggelengkan kepalanya dengan jijik dan setengah tidak percaya,.




"Anda sungguh seorang pengacara Yang Materialistis Pak!" kata polisi itu, "Anda terlalu fokus pada mobil baru anda sehingga anda melewatkan sesuatu yang lebih penting."
"Bagaimana anda bisa berkata seperti itu?" protes pengacara itu.
"Tidak tahukah anda, bahwa tangan kanan anda, mulai dari siku kebawah, juga turut hilang terserempet truck tadi?"Jawab polisi tadi.
"Oh! tidak!!!" Teriak pengacara itu. "Dimana jam Tangan ROLEX-ku?!!"

Thursday, June 11, 2015

Kepercayaan Diri

Seorang Pria yang berprofesi sebagai pengusaha eksekutif sedang terlilit permasalahan hutang, dia tidak memiliki jalan keluar untuk masalahnya tersebut. Dia sering dikejar kejar rentenir dan para klien nya menuntut jatah pembayaran. Dia duduk di sebuah bangku taman, menopang kepalanya di kedua tanggan, sambil melamun, 'apakah ada cara untuk mencegah perusahaannya mengalami kebangkrutan.'

Tiba tiba seorang pria tua mendekatinya dan berkata, "Aku dapat melihat bahwa sesuatu sedang menggangu pikiranmu."
Pria pengusaha itu kemudian menceritakan segala permasalahan yang dia alami. Si Pria Tua tampak Berfikir sejenak, kemudian pria tua itu berkata, "Mungkin aku bisa membantumu." Dia mengeluarkan selembar cek, kemudian menanyakan nama pria pengusaha itu untuk dituliskan di cek tersebut dan kemudian meletakkannya di tangan pria pengusaha itu, dan kemudian pria tua itu berkata, "Ambilah uang ini, Temuilah aku di tempat ini, tepat satu tahun dari sekarang, dan kamu dapat membayar hutangmu kepadaku." Kemudian pria tua itu pergi.



Pria pengusaha itu melihat ditangannya, sebuah cek bernilai $500.000, yang ditanda tangani oleh John D. Rockfeller, salah satu orang terkaya di dunia.
"Dengan uang ini, Aku dapat melunasi semua utangku dengan mudah." pikir Pengusaha itu. Namun entah mengapa, dia memutuskan untuk meletakkan cek (yang belum dia cairkan) itu di brankasnya. Dalam hatinya, menyadari bahwa ia masih memiliki cek itu telah memberinya cukup kekuatan untuk kembali bekerja menyelamatkan perusahaannya, paling tidak, itulah yang dia pikirkan saat ini.

Dengan rasa optimis yang baru, dia mampu bernegosiasi dengan lebih baik dengan kliennya, membuat kesepakatan-kesepakatan tak terduga yang dapat memperpanjang pelunasan pembayaran hutangnya. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, dia akhirnya mampu memenangkan banyak tender besar. Dalam jangka waktu satu bulan, dia dapat menutup segala hutangnya dan mengumpulkan uang di bulan-bulan berikutnya. 

Tepat satu tahun kemudian, pria pengusaha itu kembali ke taman dengan membawa cek yang sama sekali belum dia cairkan. Pada waktu yang sama seperti satu tahun yang lalu, pria tua itu muncul. Ketika pria pengusaha itu hendak mengembalikan cek senilai 500.000$ itu kepada si pria tua dan dengan penuh semangat akan menceritakan kisah kesuksesannya, tiba tiba seorang perawat rumah sakit datang mendekati pria tua itu dan menangkapnya. 

"Aku lega bisa menangkapnya." kata perawat itu kepada pria pengusaha, "Aku harap, pria tua ini tidak merepotkanmu. Dia selalu saja kabur dari panti jompo dan berkata kepada orang orang bahwa dirinya adalah John D. Rockefeller."
Kemudian perawat itu pergi dengan menggandeng pria tua itu.

Pria pengusaha itu terkejut, tidak tahu harus berkata apa. Setahun penuh dia bergulat dengan klien mencari penawaran, melakukan penjualan dan pembelian, dia yakin bahwa uang $500.000 itu ada padanya, siap digunakan kapanpun dan menjadi penggerak baginya untuk bangkit kembali.

Tiba tiba dia menyadari bahwa yang terjadi sebenarnya bukanlah mengenai uang atau cek kosong itu, yang telah mengembalikan kehidupannya. Namun, itu adalah dirinya sendiri, yang telah berubah, dengan memiliki sebuah kepercayaan diri, yang akhirnya memberinya kekuatan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Wednesday, June 3, 2015

Si Pengacara (Part I)

Pada suatu sore, seorang pengacara sedang mengendarai mobil limonsin-nya. Di tengah jalan dia melihat dua orang pria sedang memakan rumput di pinggiran jalan. Merasa terganggu melihat kejadian itu, si pengacara memerintahkan sopir pribadinya untuk berhenti, kemudian ia keluar dan bertanya kepada salah seorang pria yang memakan rumput itu.
Pengaca itu bertanya, "Mengapa anda memakan rumput?"
"Kami tidak memiliki uang untuk membeli makanan," jawab pria malang itu, "kami terpaksa memakan rumput ini agar bisa bertahan hidup."
"Aku mengerti, kalau begitu, kalian bisa ke rumahku, dan aku akan memberi kalian makan." kata pengacara itu.
"Tetapi aku memiliki istri dan dua orang anak. Mereka berada disana, sedang berteduh dibawah pohon." kata pria itu.
"Ajak mereka sekalian." jawab pengacara itu.
Pengacara itu kemudian memandang ke arah pria yang satunya dan berkata, "Kamu juga, ikutlah bersama kami."
"Tetapi pak, aku juga memiliki istri dan enam orang anak, aku takut mereka akan merepotkan anda." Balas pria yang satunya."
"Tidak apa-apa, ajaklah mereka ikut." jawab pengacara itu singkat.



Kemudian mereka semua masuk kedalam mobil limonsin. Perlu usaha keras bagi mereka semua untuk masuk kedalam mobil itu. Dalam perjalannanya menuju rumah si pengacara, salah satu dari pria itu berkata, "Pak, anda sungguh merupakan orang yang baik hati, terimakasih telah mengajak kami semua untuk ikut bersama anda."
"Dengan senang hati aku melakukannya. Kalian akan sangat senang berada dirumahku. Rumput disana sudah tumbuh setinggi lutut." Jawab pengacara itu.

Pacitan Tourism