adsense

Thursday, November 6, 2014

PEMARAH

Pada jaman dahulu hiduplah seorang anak laki-laki yang memiliki sifat pemarah. Suatu hari, ayahnya memberikan dia tas penuh dengan paku dan satu buah palu, kemudian berpesan bahwa setiap kali marah, dia harus menancapkan satu buah paku ke belakang pagar rumah.

Pada hari pertama, anak laki-laki itu telah memakukan sebanyak 37 paku ke pagar rumah. Beberapa minggu kemudian, setelah dia belajar mengontrol amarahnya, jumlah paku yang tertancap setiap harinya perlahan lahan berkurang. Dia menemukan bahwa menahan amarah ternyata lebih mudah darpada menancapkan paku-paku itu ke pagar.

Akhirnya, tibalah hari dimana anak itu tidak marah sama sekali. Dia kemudian berkata kepada ayahnya mengenai kemajuannya. Ayahnya sangat senang akan hal itu, kemudian meminta anaknya untuk mencabut satu buah paku yang ditancapkannya setiap kali dia menahan amarah. Hari hari berlalu, dan akhirnya anak laki-laki berkata kepada ayahnya bahwa semua pakunya telah tercabut habis.

Si ayah meraih tangan anak laki-lakinya dan mengajaknya menuju pagar belakang rumah. Si Ayah berkata, "Kamu telah melakukannya dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang lubang bekas paku di pagar itu. Pagar itu tidak akan pernah sama seperti dulu. Ketika kamu mengatakan sesuatu dengan amarah, kata kata itu akan meninggalkan bekas luka seperti lubang di pagar itu. Kamu bisa menusukkan pisau kepada seseorang dan menariknya kembali. Tidak peduli seberapa banyak kata "Maaf" yang kamu sampaikan, lukanya masih akan membekas disana."


Pesan moral : Kadang luka yang disebabkan oleh kata kata, sama sakitnya dengan luka fisik, bahkan bisa terasa lebih sakit lagi.

Sunday, November 2, 2014

SEBUAH JENDELA RUMAH SAKIT

Dua Orang laki laki, keduanya sakit parah dan tinggal di ruangan rumah sakit yang sama. Salah satunya diperbolehkan untuk duduk di kasurnya selama satu jam setiap harinya untuk mengeluarkan cairan dari paru parunya. Kasurnya terletak disamping jendela kamar, dan dikamar itu hanya terdapat satu jendela saja. Sedangkan Laki laki yang satunya harus menghabiskan seluruh waktunya berbaring di tempat tidurnya.

Keduanya saling bercerita selama berjam-jam. Mereka bercerita tentang istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, pengalaman di pelayanan masyarakat, liburan dan lain lain. Setiap sorenya, ketika si laki laki di dekat jendela dapat duduk, dia akan menggunkan waktunya untuk menceritakan kepada teman sekamarnya segala yang bisa dia lihat tentang pemandangan di luar jendela.

Laki laki satunya akan merasa hidup dalam waktu itu, dimana dunia luar akan digambarkan untuknya melalui cerita dari teman sekamarnya, mengenai segala aktivitas di luar jendela. "Saya melihat ada taman dengan danau yang sangat indah disana" kata laki-laki disamping jendela. "Bebek dan angsa sedang bermain air bersamaan dengan beberapa anak kecil bermain perahu-perahuan. Sepasang kekasih berjalan bergandengan tangan ditengah tengah taman bunga dengan penuh warna seperti pelangi. Sebuah Pohon Besar memperindah pemandangan disertai dengan pemandangan kota dan langit yang begitu indah terlihat pada jarak jendela itu."

Ketika Laki-laki didekat jendela menjelaskan tentang pemandangan itu dengan sangat indah dan detail, laki laki yang satunya akan menutp mata dan membayangkan pemandangan itu seperti dalam lukisan yang sangat indah.

Disuatu sore yang hangat, laki-laki disamping jendela menceritakan tentang parade band yang sedang lewat. Walaupun laki-laki satunya tidak dapat mendengar band tersebut, dia dapat melihat dengan membayangkan melalui kata kata yang disampaikan oleh laki laki di dekat jendela. Tanpa diduga, rasa iri melintas di kepala laki laki yang satunya; "Mengapa harus dia yang mendapat kesenangan untuk melihat keluar jendela ketika aku tidak berkesempatan melihat apa apa? Itu tidak adil."

Pada mulanya Laki laki di atas tempat tidur malu karna memiliki fikiran buruk seperti itu. Namun, hari hari berlalu dan dia semakin jarang mendengar cerita cerita mengenai keadaan diluar jendela, rasa iri itu menjadi sebuah dendam di iringi rasa benci. Dia sering memikirkan hal itu dan menjadi sulit tidur. Dialah yang seharusnya berada didekat jendela - dan fikiran itulah yang semakin hari semakin menghantuinya.

Pada suatu tengah malam, ketika dia berbaring menatap langit-langit, laki-laki di dekat jendela mulai terbatuk. Dia terbatuk karena cairan di paru-parunya. Laki laki yang satunya memandang di tengah ruangan bercahaya redup itu bersamaan dengan laki laki yang tengah terbatuk itu berusaha dengan keras untuk meraih tombol pemanggil bantuan, untuk meminta bantuan perawat. Hanya memandang dari tempat tidurnya, dia tidak bergerak, bahkan untuk menekan tombolnya sendiri yang sebenarnya bisa membuat perawat datang dan menolong. Dia hanya diam. Kurang dari lima menit, suara dahak dan batuk menghilang, bersamaan dengan hilangnya suara nafas, dan sekarang ruangan menjadi sunyi. Laki laki di dekat jendela akhirnya meninggal.

Pagi berikutnya suster datang sambil membawa air mandi. Ketika dia melihat tobuh tidak bernyawa milik laki laki didekat jendela, dia terlihat sedih dan segera memanggil pegawai rumahsakit untuk segera memindahkannya. 

Sesegera mungkin, setelah dia merasa waktunya tepat, Laki laki satunya bertanya apakah dia bisa pindah ke kamar tidur didekat jendela. Perawat mengijinkannya, setelah meastikan laki-laki itu merasa nyaman, perawat itu meninggalkannya berbaring di tempat tidur dekat jendela.

Perlahan, penuh menahan rasa sakit, dia mengangkat tubuhnya di atas siku untuk melihat ke luar jendela. Dia merasa sangat senang bisa melihat pemandangan luar jendela dengan mata kepalanya sendiri. Perlahan, dia menengokkan kepala ke arah luar , dan yang dia lihat adalah DINDING TEMBOK.  hanya dinding tembok.
  
Esoknya, dengan penuh rasa kecewa, laki laki tersebut bertanya kepada perawat mengapa dulu teman sekamarnya berbohong mengenai pemandangan di luar jendela. Kemudian suster menjawab, "mungkin dia melakukannya untuk menyemangatimu."

Pesan Moral :
Banyak sekali kebahagiaan yang bisa membuat orang lain bahagia, apapun situasimu. Berbagi duka bisa meringankan beban, tetapi kebahagiaan, ketika itu dibagikan, maka kebahagiaan itu menjadi berlipat lipat.
Jika kamu ingin merasa kaya, hitunglah hal hal milikmu yang tidak dapat dibeli dengan uang. 

"Today is a gift, that is why it is called The Present .”

Saturday, October 25, 2014

Dia Membayar Atas Kebodohan Orang Lain

Seorang ibu tampak hancur perasaannya. Dia menangis kesakitan, berteriak sekeras yang dia mampu disebuah pojokan gelap dan kotor. Disana tidak ada seorangpun yang mendengarnya dan tak satupun yang menenangkannya, karena diluar gubuk kecilnya hanyalah jalan panjang penuh angin yang amat sepi. Tidak ada kehidupan manusia ber mil-mil didepan. Angin telah berhenti, dedaunan tidak bergerak dan tidak ada suara-suara anjing, keheningan mengisi udara. Kesendirian telah membunuhnya, tapi tak seorangpun yang tau apa yang membuatnya menangis.

Kehilangan seseorang yang kamu cintai dengan segenap hati bukanlah sebuah duka yang bisa dengan mudah kamu hilangkan. Rantika kehilangan anaknya, satu satunya yang membuat dia bertahan hidup. Rantika melihat bayinya terlindas mobil dengan mata kepalanya sendiri. Darah dimana-mana, pemandangan yang  sungguh mengerikan.

Pada suatu malam yang sangat sepi, Rantika sedang berjalan untuk mencari udara segar dengan menggendong anaknya. Dia berjalan cukup lama, sampai kemudian melihat wajah seseorang (yang baginya terlihat sangat jahat)

Sepanjang waktu ketika dia berjalan sambil menggendong anaknya, yang terpikirkan hanyalah masadepan Arya (nama anak laki-lakinya). Akan menjadi apa dia nanti? Akankah Arya membuatku bangga? Seberapa kepaikan yang akan dia berikan kepada sesamanya? Seperti itulah yang selalu Rantika pikirkan semenjak Arya lahir dan masih banyak lagi harapannya untuk Arya. 

Tapi siapa tahu apa yang akan terjadi esok hari, kehidupan dapat berganti dalam hitungan detik. Ketika berbicara mengenai takdir, semua mimpi-mimpi dan harapn itu direnggut dari Rantika dalam sekejap. Senyumnya mengkerut dan kepercayaannya runtuh. Seperti orang tanpa tujuan hidup.

Sebelumnya, inilah yang terjadi,. Di jalan sepi itu, apakah disana tidak ada lampu penerangan? Ya, disana ada cahaya. Hanya satu buah cahaya yang terlihat oleh Rantika, yang semakin lama semakin mendekat, terang, dan semakin terang. Cahaya itu merubah hidupnya kedalam kegelapan, selamanya.

Sebuah mobil melaju dengan sangat cepat, melewati jalan sepi itu. Mobil itu melaju dengan kecepatan 110 km/h, melempar botol bir melalui jendelanya yang setengah terbuka. Pengendara itu mabuk berat. Terdengar tangisan keras, kemudian kembali hening.

Ironisnya, Si ibu tidak terluka sedikitpun, tanpa satupun goresan luka, atau lebam di tangannya. Dia membuka matanya dan tidak dapat melihat Arya. Pandangan matanya sedikit kabur. Setelah beberapa menit, ketika pandangannya kembali jernih dia mencari cari anaknya, tapi tidak menemukan apa apa. Baru kemudian dia menyadari sesuatu sekitar beberapa meter di depan, darah mengalir ke pinggiran jalan, dan se-onggok daging, tergletak disana. Darah dari anaknya, Arya, seorang anak yang bahkan belum sempat melihat kehidupan.

Anak itu membayar untuk kebodohan seseorang, dengan nyawanya. Bersamaan ketika Ibunya merencanakan masa depan anaknya, yang tidak akan pernah terwujud. 

Wednesday, October 22, 2014

TIGA POHON

Pada jaman dahulu kala terdapat tiga pohon di hutan sebuah bukit. Mereka mendiskusikan harapan dan mimpi-mimpi mereka, ketika si pohon pertama berkata, "Aku ingin menjadi kotak harta karun. Aku akan di isi dengan emas, perak dan permata yang berharga. Aku akan dihiasi dengan ukiran ukiran yang indah dan semuanya akan melihat keindahanku."

Kemudian si pohon kedua berkata,"Aku ingin menjadi kapal yang hebat. AKu akan membawa raja dan ratu melwati laut dan berlayar ke ujung dunia. Semua orang akan merasa aman bersamakau karena kekuatan dari lambung kapalku.

AKhirnya si pohon ketiga berkata," Aku ingin tumbuh menjadi pohon tertinggi dan tertegak di hutan. Orang akan melihat ku di puncak bukit dan melihat cabang-cabangku, dan berfikir betapa dekatnya aku dengan Surga dan Tuhan. Aku akan mejadi pohon terhebat sepanjang waktu dan orang akan selalu mengingatku." 
Setelah bertahun tahun berdoa, seakan mimpinya akan terwujud, tampak beberapa orang mendatangi pohon itu. Salah seorang mendatangi pohon pertama dan berkata, "Pohon ini terlihat sangat kuat, aku akan menjualnya ke tukang kayu" Kemudian orang itu mulai menebang. Pohon pertama sangat gembira, karena dia tahu bahwa nantinya, si tukang kayu akan menjadikannya kotak harta karun. 

Kepada pohon kedua,orang tersebut berkata, "Pohon ini terlihat kuat, aku akan menjualnya ke tukang kapal." Pohon kedua sangat gembira, karna dia tahu inilah jalannya untuk menjadi sebuah kapal yang hebat.

Ketika orang itu sampai ke pohon ketiga, si pohon itu ketakutan. Dia tahu bahwa jika orang itu memotongnya, maka mimpi si pohon ketiga tidak akan menjadi kenyataan. Salah seorang lagi berkata, "Tidak ada yang istimewa dari pohon ini, jadi saya akan memotongnya saja." Kemudian, dia memotong pohon ketiga itu.


@@@

Ketika pohon pertama sampai di tempat tukang kayu, dia dibuat menjadi sebuah tempat makan untuk binatang. Kemudian dia ditempatkan di kandang ternak dan disi dengan tumpukan jerami. Ini bukanlah seperti yang dia harapkan dalam doanya. Pohon kedua dipotong dan dibuat menjadi perahu kecil untuk memancing. Mimpinya untuk menjadi kapal yang hebat untuk membawa seorang raja pun berakhir. Pohon Ketiga dipotong menjadi potongan potongan besar dan ditinggalkan di gudang gelap. Tahun demi tahun berlalu, dan ketiga pohon itu telah melupakan mimpi-mimpinya.


@@@

Pada suatu hari, seorang laki laki dan perempuan mendatangi kandang ternak. Si perempuan melahirkan itu melahirkan seorang anak disana, dia meletakkan si bayi di jerami di atas tempat makanan hewan yang terbuat dari pohon pertama. Si laki laki berharap dia mampu membuatkan tempat tidur layak untuk anaknya, tapi dia tahu bahwa dia tidak mampu. Pohon pertama dapat merasakan betapa pentingnya kejadian itu dan dia tahu bahwa saat itu dia sedang menjadi tempat harta karun terhebat sepanjang masa. 

Tahun demi tahun berlalu, sekelompok orang berada dalam kapal memancing yang terbuat dari pohon ke dua. Salah seorang pria tampak kelelahan dan kemudian terdidur. Ketika mereka di tengah air, sebuah badai besar datang dan phon kedua berfikir bahwa perahunya tidak akan cukup kuat untuk menahan badai tersebut. Seseorang membangunkan pria yang tertidur tadi, pria itu berdiri dan berkata "berhentilah badai", dan badai itu pun berhenti. Pada saat itu, pohon kedua baru menyadari bahwa dia membawa raja dari segala raja di atas perahunya.

Akhirnya, seseorang mendatangi pohon ketiga. Potongan pohon itu dibawa melewati jalan bersamaan dengan celaan dari orang orang kepada si pembawa pohon itu. Ketika mereka sampai dipemberhentian, laki laki tersebut di paku ke pohon dan diangkat tinggi sampai mati di puncak bukit. Ketika hari minggu datang, pohon ketiga menyadari bahwa dia cukup kuat untuk berdiri di atas bukit dan menjadi sangat dekat dengan Tuhan, karena Jeses telah di salib disana.

Pesan Moral :
Ketika semua tidak berjalan sesuai dengan yang kamu harapkan, yakinlah bahwa tuhan selalu memiliki rencana untukmu. Pohon pohon itu mendapat apa yang dia inginkan, tetapi tidak dengan cara seperti yang mereka harapkan. Kita tidak tahu apa yang tuhan rencanakan untuk kita.


Monday, May 5, 2014

MANGKUK KAYU

Seorang kakek tua renta hidup bersama anaknya, menantu, dan cucunya yang berumur 4 tahun. Tangan kakek tua itu gemetaran, pengelihatannya kabur, dan langkahnya sungguh lamban. Malam itu, seluruh keluarga sedang makan bersama, tetapi tangan kakek tua yang selalu gemetar dan pandangan mata yang kabur itu membuat makan menjadi lebih sulit. Kacang menggelinding ke lantai dari sendoknya. Ketika di memegang segelas susu, seringkali tumpah di taplak meja. Si anak dan menantu menjadi jengkel atas kekacauan itu.
 
"Kita harus melakukan sesuatu terhadap Kakek" kata si anak. "Saya sudah muak dengan susu tumpah, makan berisik, dan makanan tumpah di lantai."
Jadi si anak dan menantunya menata sebuah meja kecil di pojok ruang makan. Disana si Kakek makan sendiri ketika keluarga yang lainnya menikmati makan malam di meja makan. Semenjak si kakek sering memecahkan piring, makanannya kini diletakkan di sebuah mangkuk kayu. Kadang kala, ketika si anak dan menatu memandang sinis ke arah si kakek, meneteslah air matanya karena dia makan hanya sendirian. Namun demikian, satu-satunya kata yang keluar dari pasangan tersebut adalah sebuah peringatan keras ketika si kakek tanpa sengaja menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan. Si cucu memandang itu semua dalam keheningan.
Di suatu sore sebelum makan malam, si ayah dan ibu memperhatikan si anak umur 4 tahun-nya sedang bermain dengan sepotong kayu di lantai. Si ayah bertanya kepada anaknya dengan lembut,
"Apa yang sedang kamu buat nak?"
"Oh, aku membuat mangkuk kayu kecil untuk ayah dan ibu, ketika saya besar nanti." jawab si cucu dengan tersenyum kemudian meneruskan pekerjaannya.

Kata-kata itu menyambar si ayah, sehingga dia tidak mampu berucap. Kemudian air mata mulai mengalir melewati pipinya. Walaupun tidak ada kata yang terucap, pasangan itu tau apa yang harus mereka lakukan. Malam itu si anak meraih tangan sang kakek dengan lembut dan mengantarnya kembali ke meja keluarga.

Mulai hari itu dan seterusnya, si Kakek makan bersama keluarganya. Dan utuk alasan yang tidak perlu dikatakan, tak ada satu pun dari si Anak ataupun menantunya yang mempermasalahkan ketika ada garpu yang jatuh, susu tumpah, atau taplak meja yang kotor. 
 
Pesan Cerita : 
Anak-anak kecil memang terkenal persepektif. Matanya mengamati, telinganya mendengar, dan pikirannya bahkan memprosses pesan yang mereka serap. Jika mereka melihat kita dengan sabar, membentuk keadaan keluarga yang bahagia, mereka akan meniru sikap itu sepanjang hidupnya. Orang tua yang bijaksana menyadari bahwa setiap hari bata bangunan selalu diletakkan untuk masa depan anaknya nanti.
 
Jadikan diri kita pembangun dan model yang baik. Jaga dirimu,.dan mereka yang kamu cintai,. hari ini, dan setiap harinya.

Sunday, May 4, 2014

MENUNGGU LEMPARAN BATU BATA

Seorang eksekutif muda yang sangat sukses sedang berjalan-jalan ke kota seberang, dengan kecepatan yang agak tinggi mengendarai mobil jaguar-nya yang baru. Dia sedang melihat anak anak bermain lempar panah diantara tempat parkir mobil-mobil dan memperlambat laju mobilnya ketika dia merasa melihat sesuatu. Ketika mobilnya melintas, tidak ada anak-anak yang terlihat, Melainkan sebuah lemparan batu bata yang tepat mengenai pintu samping mobil Jaguar-nya. Si eksekutif muda itu mengerem mobilnya dan mundur ke tempat dimana batu bata itu dilempar. Dengan marah dia keluar dari mobil, mencengkram kerah baju anak kecil terdekat dan mendorongnya ke arah dinding parkiran, dan berteriak,"Apa itu tadi?! dan siapa kamu?! dan kenapa kamu lakukan itu?"

Anak kecil itu meminta-minta maaf,"Tolong tuan, tolong, saya minta maaf,. saya tidak tahu harus bagaimana lagi,." anak kecil itu memohon-mohon,"Saya melempar Batu Bata karena tidak ada orang yang mau berhenti.."

Dengan air mata mengalir yang mengalir deras, si anak kecil itu menunjuk ke sebuah tempat di sekitar lapangan parkir mobil. "Itu adalah kakak saya",kata anak kecil itu."Dia terpeleset di pinggiran trotoar dan terjatuh dari kursi roda-nya, dan saya tidak bisa mengangkatnya sendiri."

Si eksekutif muda diam terpaku, tanpa bisa berkata apa-apa. Sekarang, dengan terisak-isak, si anak kecil itu bertanya kepada si eksekutif muda. "Maukah tuan membantu untuk mengangkat kakakku kembali ke kursi rodanya?" pinta anak kecil itu.

Si eksekutif muda menelan ludah, terasa berat di tenggorokannya. Dia dengan segera mengangkat si Kakak yang cacat tadi ke kursi rodanya, kemudian dia mengambil saputangan dan membersihkan luka-luka goresan dari si Kakak tadi. Dalam hati si eksekutif muda yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Terimakasih tuan, semoga Tuhan membalas kebaikanmu." Kata si anak kecil.

Terlalu Schok untuk berkata, si eksekutif muda itu hanya bisa melihat si anak kecil itu mendorong  kursi roda beserta kakaknya pergi. Si eksekutif muda kemudian berjalan dengan sangat lamban menuju mobil jaguarnya. Kerusakan pintu jaguarnya memang sangat terlihat, penyok, tapi dia sengaja untuk tidak memperbaikinya. Dia tetap mempertahankan penyok itu sebagai  pengingat sebuah pesan;

Moral : Jangan melalui kehidupan ini terlalu cepat, sehingga seseorang harus melemparmu dengan batu bata untuk mendapatkan sebuah perhatian.

KISAH CINTA DAN WAKTU

Pada Jaman dahulu kala, ada sebuah pulau dimana semua perasaan tinggal; Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan lain-lain, termasuk juga Cinta. Pada suatu hari di umumkan kepada semua perasaan, bahwa pulau itu akan tenggelam, jadi semua penghuni pulau membangun sebuah perahu dan pergi, kecuali Cinta.

Hanya Cinta yang tertinggal, dia ingin bertahan sampai selama mungkin di pulau itu. Tetapi ketika pulaunya hampir tenggelam, Cinta memutuskan untuk mencari pertolongan.

Kekayaan lewat di dekat Cinta dengan menggunakan Perahu Boat yang sangat Mewah.
"Kekayaan, bisakah kamu membawaku bersamamu?" Pinta Cinta.
"Tidak bisa, Perahuku penuh dengan Emas dan Perak, di sini tidak ada tempat untuk kamu." Jawab kekayaan.

Cinta memutuskan untuk bertanya kepada Kesombongan, yang saat itu juga melewatinya.
"Kesombongan, tolong bantu aku!" Teriak Cinta.
"Aku tidak bisa membantumu Cinta, badanmu basah semua dan itu bisa merusak perahuku." Jawab Kesombongan.

Kesedihan mendekat, kemudian Cinta bertanya, "Kesedihan, biarkan aku pergi bersama dirimu."
"Oh,.Cinta, Aku terlaku sedih, aku butuh sendiri." Jawab Kesedihan.

Kebahagiaan melewati cinta, tetapi Kebahagiaan terlalu bahagia sehingga dia sama sekali tidak mendengar bahwa Cinta memanggilnya.

Tiba-tiba terdengar suara,"Ikutlah dengan ku Cinta, aku akan membawamu." Itu adalah suara Orang Tua. Cinta merasa di berkati dan sangat kegirangan, dia bahkan lupa untuk bertanya kemana mereka akan pergi. Ketika mereka sampai di tanah kering, Orang tua itu pergi.

Menyadari seberapa besar hutangnya kepada Orang tua itu, Cinta bertanya kepada orang tua yang lain, namanya adalah Pengetahuan.
"Siapa yang menolongku tadi?" Tanya Cinta kepada Pengetahuan.
"Itu adalah Waktu." Jawab Pengetahuan.
"Waktu?" Tanya Cinta terheran-heran."Tetapi, kenapa dia menolongku?"

Pengetahuan tersenyum dengan penuh kebijaksanaan dan menjawab, "Karena hanya Waktu-lah yang bisa mengerti betapa berharganya Cinta."

Pesan Cerita : Bukannya Kekayaan, Kesombongan, Kesedihan dan Kebahagiaan, tetapi Waktu-lah yang bisa mengerti berharganya Cinta.

Sepiring Es Krim

Pada suatu hari, ketika sebuah es krim Campina sedang di gemari, seorang anak laki-laki berumur 10 tahun memasuki sebuah cafe dan memesan meja. Seorang pelayan datang dan meletakkan segelas air di depannya.

"Berapakah harga es Krim Campina?" tanya anak itu. 
"5000 rupiah." jawab si pelayan.

Si anak laki-laki itu mengeluarkan uang dari saku dan menghitungnya.

"Berapakah harga sepiring es krim biasa?" tanya anak itu lagi.

Saat itu beberapa orang juga menunggu untuk dilayani, hal ini memuat si pelayan menjadi agak tidak sabar. "3500 rupiah", jawab si pelayan dengan ketus.

Kemudian si anak laki-laki itu menghitung kembali koinnya.
"Saya akan membeli satu piring es krim biasa." kata anak laki-laki itu.

Si pelayan mengambilkan es krim, meletakkan tagihannya, kemudian langsung pergi. Anak laki-laki tadi menghabiskan es krim nya, membayar di kasir, kemudian pulang.

Ketika si pelayan kembali, dia meneteskan air mata ketika melihat di meja si anak laki-laki tadi, tanpa bisa erkata apa-apa dia melihat ke arah meja;
di sana, di letakkan dengan rapi, di samping piring kosong, terdapat uang 1500 rupiah-tip untuk si pelayan.

Pesan Moral : Kadang seseorang merelakan sesuatu yang sangat di inginkannya, untuk orang lain.

Saturday, May 3, 2014

SINGKIRKAN MASALAHMU

Seekor keledai milik petani terpeleset jatuh ke dalam sumur. Si petani tidak dapat menarik keledai itu ke atas walaupun dia telah berusaha dengan sangat keras. Kemudian, karena kasihan, dia berniat untuk mengubur keledai itu.

Si Petani melemparkan tanah dengan sekopnya ke arah sumur, menimpa si keledai. Merasakn tanah menimpanya dengan keras, si keledai mengibaskannya, dan berdiri di atasnya. Maka semakin banyak pula tanah yang di lemparakan untuk mengubur keledai itu.

Si keledai mengibaskan lagi dan berdiri di atasnya, berulang-ulang. Semakin banyak tanah yang ditimpakan, semakin tinggi pula pijakan si keledai. Sampai dengan sore harinya, tumpukan tanah itu telah mencapai setinggi sumur, dan keledai masih berdiri di atasnya, dan melangkah keluar dari sumur itu.

Pesan Moral : Orang mendapatkan masalah, dan menjadikan masalah itu sebagai pijakan untuk terus maju.


SEMUA PUNYA CERITA KEHIDUPAN

Seorang anak lelaki berumur 24 tahun melihat keluar kaca jendela dari sebuah kereta api yang sedang berjalan, dan beteriak, "Ayah, lihatlah, pohonnya tertinggal di belakang!"

Si ayah tersenyum, dan sepasang anak muda yang duduk di dekatnya melihat ke anak lelaki berumur 24 tahun dengan menyedihkan karena anak tersebut masih bersifat keanak-kanakan .

Kemudian anak tadi berteriak lagi, "Ayah, Lihat, awannya bergerak mengikuti kita!".

Pasangan anak muda tersebut tidak tahan lagi terhadap tingkah si anak, kemudian berkata kepada ayah anak tersebut, "Mengapa kamu tidak membawa anakmu ke dokter?"

Si ayah tersenyum dan berkata, "Kami baru saja dari rumah sakit, anak ku lahir dalam keadaan buta, dan dia baru saja mendapatkan pengelihatannya hari ini"

Pesan Moral : Setiap orang di bumi ini memiliki ceritanya sendiri, jangan menghakimi seseorang sebelum kamu benar benar mengenalnya. Kenyataan di balik semua itu bisa saja mengagetkanmu.

Friday, May 2, 2014

ANAK ANJING UNTUK DI JUAL

Seorang Petani memiliki beberapa anak anjing yang akan dia jual. Dia membuat papan iklan tentang penjualan anak anjing itu untuk di pasang di pojok halam rumahnya. Ketika dia akan memaku iklan tersebut, dia merasakan sentakan di bajunya. Petani itu melihat ke bawah,. seorang anak kecil.
 
"Tuan,." kata anak kecil itu, "Aku ingin membeli satu ekor anak anjingmu."
"Baiklah" jawab petani itu, bersamaan dia menyeka keringat di belakang lehernya,
"Anak anak anjing itu dilahirkan dari orang tua yang baik, dan butuh uang yang cukup banyak untuk membelinya."

Anak kecil itu menundukkan kepalanya sesaat. Dia mengambil uang dari saku celananya, dan mengeluarkan uang coin yangmemenuhi tangannya, kemudian menyyerahkan kepada petani itu.

"Saya mempunyai 39 cents, apakah itu cukup?"
"Tentu" jawab si petani.

Petani itu membunyikan peluit, memanggil anjingnya. "Kemari, Dolly" Panggilnya. Keluarlah dari sebuah kandang anjing, Dolly berlari di ikuti oleh ke empat anak anjingnya yang lucu lucu. Anak kecil tersebut melihat ke arah anak anak anjing itu, dia merasa kegirangan. Ketika anak anak anjing itu berlari ke arahnya, Anak kecil tersebut melihat sesuatu bergerak-gerak dari dalam kandang anjing tadi. Perlahan, seekor lagi anak anjing keluar, Yang satu ini terlihat lebih kecil. Anak anjing itu berjalan tertatih-tatih, dengan cara jalan yang aneh, anak anjing itu berusaha sekeras mungkin mengikuti teman temannya yang lain.

"Aku ingin yang itu." Kata Anak kecil tadi sambil menunjuk ke anak anjing terakhir.

Si petani membungkuk di hadapan anak kecil itu, dan berkata, "Nak, kamu tidak akan menginginkan anak anjing itu, Dia tidak akan pernah bisa berlari dan bermain layaknya anjing yang lainnya."

Mendengar hal itu, anak kecil tersebut melangkah mundur, membungkuk, dan menggulung celana panjangnya. Dia menunjukkan pelat besi yang menopang kakinya di kedua sisi, yang tersambung dengan sepasang sepatu buatan.

Dia menatap mata si Petani, dan berkata,"Kamu lihat tuan, Saya sendiri juga tidak bisa berlari dengan baik, dan anjing itu akan membutuhkan seseorang yang mengerti akan keadaannya."

Pesan Moral : Di dunia ini masih banyak orang yang membutuhkan orang lain agar mengerti tentang keadaannya, dan apa yang telah dia lalui.

Pacitan Tourism