Cerita ini dimulai beberapa waktu yang lalu. Seorang ayah menghukum anak gadis nya yang baru berumur 3 tahun, karena menghambur hamburkan satu roll kertas kado yang berwarna keemasan. Keadaan keuangan si ayah sedang memburuk dan dia menjadi mudah marah ketika anaknya mencoba untuk menghias sebuah kotak untuk di letakkan di bawah pohon Natal. Meskipn demikian anak gadis itu memberikan kado kepada si ayah di keesokan paginya dan berkata,"ini untukmu, Yah." Sambil memberikan sebuah kotak kecil yang di sampul apik dalam kertas pembungkus berwarna keemasan.
Si ayah sangat malu atas kemarahannya yang berlebihan kemarin, tapi kemudian kemarahan si ayah tersulut lagi ketika dia menemukan bahwa kotak tadi KOSONG, tidak ada isinya. Dia berteriak kepada anak gadisnya, " Tidakkah kamu tahu, ketika kamu memberikan hadiah kepada seseorang, seharusnya ada sesuatu di dalamnya kan?!!"
Gadis kecil itu memandang kepada si ayah dengan berlinangan air mata dan menangis, "Oh, ayah, kotak itu tidak kosong sama-sekali. Aku melemparkan banyak sekali ciuman ke dalamnya. Itu semua untuk-mu ayah."
Perasaan si ayah seperti terpukul. Dia merangkulkan tangannya kepada gadis kecil-nya, dan dia meminta maaf.
***
Selang beberapa waktu kemudian, sebuah kecelakaan merenggut nyawa si gadis kecil itu. Di ceritakan, setelah kejadian itu, si ayah selalu meletakkan kotak emas tersebut di samping tempat tidurnya selama bertahun-tahun, dan kapanpun dia butuh semangat, dia akan mengeluarkan ciuman-ciuman imajenasi yang berada dalam kotak itu kemudian mengingat cinta dari gadis kecil tercintanya yang tersimpan didalam kotak itu.
Download Audio
Source : http://www.indianchild.com/a_box_full_of_kisses.htm
Download Audio
Source : http://www.indianchild.com/a_box_full_of_kisses.htm
dalam pengertian yang sangat nyata, masing-masing dari kita, sebagai manusia, telah diberikan sebuah kotak emas yang dipenui dengan cinta dan ciuman yang tak berbentuk. Dari anak-anak kita, anggota keluarga, teman dan Tuhan. Tidak ada satupun kepemilikan yang bisa di dapatkan seseorang, melainkan ini.
ReplyDelete