adsense

Saturday, April 4, 2015

Janji Yang Ditepati

Memang sudah sejak awal Orang tua si perempuan tidak setuju akan hubungannya dengan laki laki itu. Hampir selalu dengan alasan perbedaan latar belakang keluarga hubungan itu dipermasalahkan, jika si perempuan tetap bersikeras untuk tetap bersama pasangannya, dia akan menderita seumur hidupnya. Karena tekanan dari Orang tuanya, si perempuan sering bertengkar dengan pasangannya. Si perempuan sebenarnya sangat mencintai pasangannya, dia sering bertanya,"Seberapa besar kamu mencintaiku?" Karena si laki-laki kurang pandai berbicara, dia sering membuat si perempuan marah. Ditambah dengan tekanan Orang tua, suasana hati si perempuan menjadi bertambah marah. Laki laki itu telah menjadi "pelampiasan" kemarahannya. Namun laki laki itu dengan diam, membiarkan si perempuan menjadikan dirinya sebagai pelampiasan kemarahan.


Waktu berlalu, laki laki itu sekarang telah lulus dari sebuah Universitas. Dia berencana untuk belajar ke seberang lautan, namun sebelum dia berangkat, dia melamar perempuan itu. "Aku tidak tahu bagaimana mengatakan ini dengan indah, tetapi aku tahu bahwa aku mencintaimu. Jika kamu setuju, aku berharap dapat menjagamu, selamanya. Mengenai Orang tuamu, aku akan bekerja keras untuk meyakinkan mereka untuk menyetujui hubungan kita."
"Maukah kau menikah denganku?" tanya laki laki itu, yang langsung disetujui oleh si perempuan dengan sebuah anggukan yang mantap.

Melihat usaha dan kerja keras yang ditunjukkan laki laki itu, Orang tua si gadis menyetujui hubungan mereka. Akhirnya, sebelum si laki laki berangkat ke seberang lautan, mereka bertunangan. Si perempuan tetap tinggal dan bekerja di kotanya, sedangkan si laki laki melanjutkan belajar di seberang lautan. Mereka menjaga hubungannya melalui telepon dan surat menyurat. Walaupun hubungan jarak jauh ternyata sangat sulit, keduanya tidak pernah menyerah.

Pada suatu hari, si perempuan berangkat bekerja seperti biasanya. Pada saat menuju tempat pemberhentian bus, sebuah mobil kehilangan kendali dan menabraknya. Perempuan itu terbaring tidak sadarkan diri di rumah sakit. Perempuan itu akhirnya terbangun, setelah tidak sadarkan diri selama beberapa hari, dia melihat kedua orang tuanyadan menyadari betapa serius luka yang dialaminya. Sungguh beruntungnya dirinya tidak terbunuh dalam kecelakaan itu.

Perempuan itu melihat wajah kedua orang tuanya yang penuh dengan air mata, dia mencoba menenagkan kedua orangtuanya , dan berkata kepada mereka bahwa dirinya baik baik saja. Namun ternyata dia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Dia mencoba sebisanya untuk bersuara, tetapi yang keluar hanyalah nafas tanpa suara sedikitpun. Dia menjadi bisu. Menurut dokter, kecelakaan itu membuat luka di otaknya, dan menyebabkan dia menjadi bisu seumur hidupnya. Mendengar penjelasan kedua orangtuanya, tetapi tidak mampu berucap satu kata pun membuat perempuan itu berkali kali pingsan. Perempuan itu kemudian melalui hari harinya dengan sunyi, menangis, tanpa suara.

Akhirnya, perempuan itu keluar dari rumah sakit, kembali ke rumahnya. Semuanya masih sama seperti sebelumnya, kecuali dering telepon, yang telah berubah menjadi mimpi buruk baginya. Deringan telepon dari pasangganya itu terus menerus membuatnya sedih, tetapi dia tidak ingin pasangannya tahu keadaanya itu. Dia tidak ingin menjadi beban untuk pasangannya, dan membuat surat untuk laki laki itu bahwa dia tidak ingin lagi menunggu dan mengakhiri hubungan mereka. Si perempuah bahkan mengembalikan cincin pertunangannya kepada laki laki itu. Menghadpi dering telepon dari laki laki itu hanya akan membuatnya menagis sepanjang hari.

Tidak tahan melihat penderitaan anak perempuannya, ayahn perempuan itu memutuskan untuk pindah rumah. Dia berharap bahwa anaknya perempuannya dapat melupakan segalanya dan menjadi gimbira di lingkungan barunya. Perempuan itu mulai belajar, dengan perlahan mempelajari bahasa isyarat dan memulai kembali kehidupannya. Dia selalu berkata kepada dirinya untuk melupakan laki laki itu.

Pada suatu hari, seorang sahabatnya memberitahu bahwa laki laki itu telah kembali dan mencarinya kemana mana. Si perempuan meminta sahabatnya agar tidak menceritakan segala sesuatu tentang dirinya dan meminta laki laki itu untuk melupakannya. Setelah itu, selama satu tahun, tidak pernah terdengar lagi kabar tentang laki laki itu. 

Sebuah berita datang kepada perempuan itu melalui sahabatnya, bahwa laki laki itu akan segera menikah. Sahabatnya menyerahkan sebuah surat undangan pernikahan kepada si perempuan. Dia membuka undangannya dengan sedih, namun tanpa diduka, dia menemukan Namanya di undangan itu sebagai pengantin perempuan.

Terkejut, ketika si perempuan akan bertanya tentang undangan itu kepada sahabatnya, laki laki itu muncul dihadapannya. Dengan menggunakan sebuah bahasa isyarat pula, laki laki itu berkata,"Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun, berusaha keras mempelajari bahas isyarat, hanya untuk berkata bahwa aku tidak pernah melupakan janji kita, berikanlah aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu. Aku cinta kamu."

Melihat bahasa isyarat dari laki laki itu, serta sebuah cincin pertunangan yang dikembalikan kembali kepadanya, akhirnya siperempuan tersenyum, kemudian memeluk si laki laki itu. 

Moral: Do not be a coward and run away whenever there is a problem, remember that every problem has a solution, never ever break someone’s heart, you may not know when it will happen to you.

Pesan Moral : Jangan menjadi seorang pengecut dan lari dari sebuah permasalahan, ingatlah bahwa setiap maslah itu pasti ada solusinya. Jangan mematahkan hati seseorang, kamu tidak akan tahu kapan hal itu juga akan terjadi padamu.

No comments:

Post a Comment

Pacitan Tourism