adsense

Thursday, May 14, 2015

Cerita Seorang Tentara

Cerita ini menceritakan tentang seorang tentara yang akan kembali ke kota kelahirannya setelah melalui peperangan yang sangat panjang di Vietnam. Dia menelepon orang tuanya dari San Fransisco. "Ayah, Ibu, aku akan pulang kerumah, tetapi aku memiliki permintaan. Aku mempunyai teman yang ingin aku bawa pulang bersamaku."

"Tentu saja, silahkan." Jawab orang tuanya, "Kami akan sangat senang menemuinya."
"Namun ada beberapa hal yang sebaiknya kalian ketahui," kata anak itu, "temanku mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan dalam perang. Dia menginjak ranjau dan kehilangan satu kaki dan satu lengannya. Dia tidak memiliki tempat untuk tinggal, dan aku ingin dia tinggal bersamaku, bersama kita."
"Aku turut menyesal mendengarnya, nak. Mungkin kita dapat membantunya menemukan tempat tinggal untuknya." Jawab Orangtuanya.
"Tidak, ayah, Ibu, aku ingin dia hidup bersama kita." kata anak itu.
"Nak," kata si ayah,"kamu tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Seseorang dengan keadaan seperti itu akan menjadi beban untuk kita. Kita memiliki kehidupan kita sendiri, dan kita tidak ingin hal seperti itu menggangu kehidupan kita. Aku ingin agar kamu segera pulang kerumah dan melupakan temanmu itu. Dia akan menemukan cara untuk hidup sendiri nantinya." Jelas sang ayah.

Mendengar hal itu, si anak langsung menutup teleponnya. Tidak terdengar lagi kabar dari anaknya itu. Beberapa hari kemudian, kedua orang tuanya menerima telepon dari Kepolisian San Fransiso yang mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal setelah jatuh dari sebuah bangunan. Menurut Polisi, itu adalah sebuah kasus bunuh diri.
 
Duka yang mendalam dirasakan oleh kedua orang tua itu, yang dengan segera terbang ke San Fransisco untuk melihat jenazah anaknya. Mereka dibawa ke sebuah kamar mayat untuk mengidentifikasi apakah benar, itu adalah anak mereka atau bukan. Mere mengenali bahwa itu memang benar adalah anaknya, namaun yang membuat mereka semakin menyesal adalah, kedua orang itu menemukan sesuatu hal yang sama sekali tidak mereka ketahui; bahwa anaknya hanya memiliki satu buah lengan dan satu buah kaki.

Pesan Moral :
Orang tua dalam cerita ini mirip dengan kebanyakan dari kita. Kita biasanya akan dengan mudah menyukai seseorang dengan penampilan menarik dan menyenangkan, tetapi kita tidak menyukaiorang yang tidak cocok dengan kita atau membuat kita merasa tidak nyaman. Kita akan cenderung menjauh dari orang orang yang tidak sesehat, semenarik, dan sepintar kita. Namun beberapa orang tidak seperti itu, mereka mau menrima kita apa adanya tanpa mempedulikan keadaan kita. Seseorang yang mencintai kita sepenuh hati dan menerima kita seperti keluarga sendiri. Malam ini, sebelum kita tertidur, marilah kita memanjatkan sedikit doa kepada Tuhan agar kita diberi kekuatan untuk menerima orang apa adanya, berdoa agar diberi kemudahan untuk memahami orang lain yang berbeda dengan diri kita.

No comments:

Post a Comment

Pacitan Tourism