adsense

Monday, May 4, 2015

Kisah si Tukang Kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pimpinanya. Keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah bekerja selama bertahun tahun, oleh karena itu dia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Si pimpinan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Sebagai tugas terakhir, si pimpinan meminta tukang kayu itu untuk membuatkan sebuah ruma.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi si pimpinan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa, tidak enak hati untuk menolah keinginan itu. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan dalam pekerjaanya. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Sebuah rumah yang dibangun dengan setengah hati. Sungguh sayang karena ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu dan berkata, "Ambillah, ini rumahmu. Hadiah dari kami."

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain, dengan cara yang jauh lebih baik. 

Pesan Moral : Lakukan yang yang terbaik untuk hari ini.

No comments:

Post a Comment

Pacitan Tourism